• djogzs
    Terima kasih sudah berkunjung-xD

Bookmarks

Kisah Nyata Sejuta Mualaf P12

Rabu, 23 Mei 2012

Kisah Nyata Sejuta Mualaf P12

Pedagang Asongan yang Mengharumkan Islam
Redaksi : Dalam rangka memperingati Haul Bpk. H. Masagung (Tjio Wie Tay) yang ke 15 pada tanggal 24 September 2005 lalu, agar perjalanan hidupnya menjadi teladan untuk kita semua yang telah ditinggalkannya. Amin
"Syukur alhamdulillah, pagi ini kita berkumpul bersamasama di Masjid al-A'raf ini dengan perasaan ikhlas dan bersih. Hati Masagung bersih hari ini. Semua ini berkat rahmat Allah SWT."
Ungkapan bernada santai ini bagi sebagian warga ibu kota sudah tidak asing lagi terutama bagi jamaah pengajian Ahad pagi di masjid ber-AC itu. Ya, sapaan lembut itu tidak lain keluar dari mulut Haji Masagung. Sang pemilik Toko Buku Walisongo yang ramah. Ia juga anggota jamaah pengajian al-A'raf yang terhitung rajin mengikuti pengajian. Masagung biasanya selalu tampil mengawali acara dengan kata-katanya yang khas di atas.
Namun sejak Senin, 24 September 1990, seusai Solat subuh, suara bersahabat Masagung itu tak akan lagi kita dengar. Masagung telah menghadap ke hadirat-Nya, berpulang ke rahmatullah di pagi yang masih basah. Kepergiannya sempat mengejutkan banyak pihak, lebih-lebih warga ibu kota yang memang sudah akrab dengan Masagung. Begitu tiba-tiba, hingga tak menitipkan wasiat barang satu kata pun.
Bahkan anaknya sendiri, Ketut Abdurrachman Masagung, yang baru satu minggu meninggalkan ayahnya, seakan tidak percaya ketika diberi tahu. Karena ketidakyakinan atas berpulangnya ayahanda, sempat ia dua kali menelepon kembali kepada Ibu Sri Lestari, ibunya.
Dua minggu sebelum meninggal, Masagung merayakan ulang tahunnya ke-63 pada 8 September 1990, yang sebelumnya tidak pernah diadakan. Ada yang istimewa di luar ulang tahunnya sendiri. Yakni, si bungsu Ketut Abdurrachman Masagung menyatakan diri masuk Islam, mengikuti perjalanan ayahanda tercinta.
Peristiwa ini melahirkan kesan amat dalam bagi Masagung. Seolah mendapat hadiah besar dari Allah di hari ulang tahunnya. Kepada anaknya Ketut (Abdurrahrnn Masagung), ia menulis pesan, "Tak ada harta warisan dari Bapak yang terbaik serta berguna bagimu, kecuali dua pusaka ini, Al-Qur'an dan hadits."
Kita memang telah kehilangan seorang tokoh yang tangguh dalam mendakwahkan Islam. Dengan harta kekayaannya, Masagung berusaha agar Islam tetap harum, sebagaimana cita-citanya dalam mewujudkan Proyek Mengharumkan Islam. Walaupun Masagung belum melihat keseluruhan cita-citanya terlaksana, tapi semangat untuk membangun prnyek tersebut erat terpatri dalam dirinya. "Ini tersurat dalam salah satu wasiatnya, yang bertanggal 23 September 1990," kata istri beliau, Sri Lestari. "Setiap manusia jelas tidak dapat lepas dari kodrat dan qadar Allah. Hanya waktu sajalah yang berbeda, tetapi semuanya akan kembali ke sana," ungkap K.H. Hasan Basri ketika menyampaikan sambutannya di Masjid al-A'raf, sebelum jenazah disemayamkan.
"Masagung merupakan seorang sahabat yang paling baik, kemanusiaannya tinggi, ukhuwah lslamiyahnya kental, perasaannva halus, tidak pernah menyakiti hati orang lain. Kita merasa nikmat bersaudara dengan beliau."
Ungkapan K.H. Hasan Basri rasanya tidak berlebihan. Dari sejumlah karyawan yang sehari hari mendampingi Masagung, juga menyatakan hal yang sama. Yang tertinggal bagi sejumlah karyawan hanyalah kenangan manis mengenai perilaku Masagung. Kenyataan itu juga diakui beberapa karyawan terdekatnya. Bukan saja karyawan perusahaannya yang merasa sedih dan kehilangan seseorang yang selama ini memberikan dukungan moril serta materiil cukup banyak. Hari itu, semua yang mengenal Masagung merasakan sesuatu yang hilang dan lubuk hatinya. Ya, sesuatu yang tidak pernah akan kembali lagi.
Dalam diri Masagung tidak tampak sedikit pun sosok muslim keturunan yang terkesan eksklusif. Nasionalismenya yang kokoh, menyebabkan ia pandai bergaul dengan siapa saja. Apalagi yang seagama, tanpa memandang dari mana is berasal. Buat Masagung, berbaur bersama umat merupakan ibadah yang besar pahalanya. Sikap yang tidak pernah membeda-bedakan ini menumbuhkan kesan di sebagian kawankawannya. Masagung merupakan pendekar dalam menjalankan misi pembauran di kalangan muslim keturunan.
Pedagang Emperan
8 September 1927, ketika Jakarta masih menandang nama Batavia, lahirlah seorang anak yang bernama Tjio Wie Tay. Usia empat tahun bagi Wie Tay, yang tak lain adalah Masagung kecil, merupakan awal dari kesedihan karena ditinggal oleh ayahnya untuk selama-lamanya. Kondisi ekonomi yang serba kurang, semakin melahirkan beban berat yang hares ditanggungnya bersama keluarga. Tak aneh kalau soak usia kanak-kanak, Wie Tay akrab dengan kemiskinan. Tapi kondisi yang sering membuat Wie Tay mengurut dada, belakangan makin mempertajam naluri bisnisnva yang di kemudian hari dirasakan sangat membahagiakan hidupnya.
Awal mulanya, Masagung kecil berdagang buah semangka yang dijajakan di pinggir jalan atau emperan-emperan toko. Tidak puas hanya dengan ini, Masagung beralih berjualan rokok ketengan. Setelah silih berganti usaha, akhirnya Masagung memantapkan hati untuk mendirikan sebuah CV yakni Gunung Agung, dengan mencurahkan perhatian di bidang penerbitan serta penjualan buku. Usaha ini dirintisnya pada tahun 1953, sampai usahanya berkembang pesat seperti saat ini.
Masagung pulalah pedagang pertama, dengan logo Gunung Agung, distributor/ importir majalah Time, Newsweek, dan banyak lagi yang lain. la pula yang mengembangkan pemasaran film Kodak. Bahkan, pemasaran kamera Canonbuatan Jepang yang terkenal itu. la satu-satunya pedagang valuta asing (valas) yang memiliki jenis mata uang terlengkap dengan jam buka yang panjang (sampai malam).
Tahun 1975, Masagung memeluk agama Islam. Lima tahun setelah keislamannya, ia menunaikan ibadah haji, yang diulanginya dua tahun kemudian bersama sang istri. Saat beribadah haji pertama, ia mulai mencanangkan niat dalam cita-citanya untuk ikut mengharumkan Islam melalui yayasan yang ia bentuk.
Ibu Sri Lestari, ditegur almarhum ketika diketahuinya memperbesar foto Masagung di atas bangunan Walisongo di Yogyakarta. Ia mengatakan, "Untuk apa diperbesar?" Gedung Walisongo Yogyakarta tersebut bertingkat empat. Dibangun empat bulan lebih cepat dari rencana. Rencananya, ia akan turut meresmikannya pada Oktober 1990.
Masagung, seorang pedagang emperan yang kemudian melejit jadi usahawan muslim terkemuka kini telah tiada. Sejumlah kenangan berikut cita-cita telah ia tanamkan sejak masa hidupnya. Seperti Yayasan Idayu, perpustakaan yang memiliki puluhan ribu buku, yang bila ditilik pemasukan dari iuran anggota, tak akan mampu membiayai petugas cleaning service apalagi menggaji pegawainya. Dana rutin ini ia keluarkan dari koceknya sendiri.
Semoga amal ibadahnya akan jadi penyulut semangat bagi anak dan istrinya, juga umat yang ingin mengharumkan Islam. Selamat jalan Masagung. Dalam pangkuan-Nyalah segala sesuatu akan kembali.
Sumber "Saya memilih Islam" Penyusun Abdul Baqir Zein, Penerbit Gema Insani Press website : http://www.gemainsani.co.id//
 
64. Muhammad Aman Hobohm (Jerman), Diplomat, Missionary dan Tokoh Masyarakat
Mengapa orang-orang Barat memeluk agama Islam? Ada berbagai sebab yang mendorong mereka berbuat demikian. Pertama ialah bahwa kebenaran itu selalu kuat. Akidah-akidah/kepercayaan-kepercayaan Islam itu semuanya dapat diterima akal (rasional) dan sesuai dengan alam kemanusiaan, dan keistimewaannya lagi ialah bahwa setiap pencari kebenaran yang jujur pasti menerimanya.
Sebagai contoh ialah akidah Tauhid (Monotheisme). Perhatikan bagamana akidah ini menimbulkan rasa harga diri pada manusia, membebaskan jiwa dari belenggu khurafat dan tahayul dan secara alamiah membimbing ummat manusia kepada persamaan, karena semua manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Satu dan hanya mengabdi/beribadah kepada-Nya saja. Bagi orang Jerman khususnya, beriman kepada Tuhan itu merupakan sumber ilham, sumber keberanian dan sumber keamanan/ketenangan. Iman kepada kehidupan akhirat sesudah mati, dapat mengubah pandangan kita terhadap kehidupan dunia, sehingga kehidupan dunia ini tidak lagi menjadi pusat perhatian kita yang terutama, dan sebahagian besar kegiatan kita ditumpahkan dalam usaha mencapai kebahagiaan di akhirat. Iman kepada hisab (perhitungan amal) mengajak manusia supaya meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat, sebab hanya kebaikanlah satu-satunya jalan ke arah tercapainya kesenangan yang kekal kelak di akhirat, walaupun perbuatan-perbuatan jahat/buruk itu mungkin menguntungkan di dunia yang bersifat sementara ini. Dan kepercayaan bahwa tidak ada seorangpun yang akan mampu menghindarkan diri dari pembalasan atas segala amal perbuatannya di hadapan keadilan Tuhan, menyebabkan orang akan berpikir dua kali sebelum dia melakukan sesuatu kesalahan atau dosa, dan pastilah kesadaran ini lebih kuat pengaruhnya dari pada angkatan kepolisian yang paling cakap sekalipun di dunia.
Soal lain yang menyebabkan orang-orang luar tertarik oleh Islam, ialah ketegasannya tentang toleransi. Sembahyang lima waktu setiap hari mengajarkan/melatih supaya orang bersikap teliti, dan puasa sebulan menyebabkan orang mampu menguasai nafsu/dirinya sendiri. Sedangkan ketelitian dan disiplin pribadi merupakan tanda orang besar dan baik.
Sekarang datanglah soal yang menyebabkan Islam sungguh-sungguh berjaya. Islam adalah satusatunya ideologi yang berhasil menanamkan dalam jiwa para pengikutnya semangat menguasai batas-batas kesopanan dan moral, tanpa membutuhkan kekuatan pemaksa selain dari hati nuraninya sendiri, sebab seorang Muslim mengetahui bahwa di manapun dia berada, tetap di bawah pengawasan Tuhannya. Kepercayaan inilah yang menghalanginya dari perbuatan maksiat. Dan karena tabiat manusia itu senang kepada kebaikan, maka Islam memberikan ketenangan batin dan ketenteraman hati, dan hal inilah yang tidak ada dalam kehidupan masyarakat Barat dewasa ini.
Saya telah merasakan hidup di bawah naungan berbagai peraturan, dan saya telah banyak mempelajari berbagai ideologi, akan tetapi pada akhirnya saya sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada satupun ideologi yang sempurna seperti Islam.
Komunisme memang mempunyai daya tarik, begitu juga demokrasi duniawi (secular democracy) dan Nazisme. Tapi semua itu tidak ada satupun yang mempunyai peraturan/kode yang komplit untuk mencapai kebahagiaan dan kebaikan hidup. Hanya Islam sajalah yang memberikan peraturan/kode yang komplit/sempurna itu, dan itulah sebabnya mengapa orang-orang baik telah memeluk agama ini.
Islam bukan hanya teori. Islam adalah praktis. Islam bukan soal-soal sebahagian. Islam berarti penyerahan diri yang sempurna kepada kehendak Allah s.w.t. dan ajaran-ajaran-Nya.
Sumber : Mengapa Kami Memilih Islam, Rabithah Alam Islamy Mekah, Alih bahasa: Bachtiar Affandie, Cetakan Ketiga 1981, Penerbit: PT. Alma'arif, Bandung
 
65. Muhammad John Webster, Presiden Missi Islam di Inggris
Saya lahir di kota London dan saya tumbuh sebagai orang Kristen Protestan. Pada tahun 1930, sewaktu saya masih berumur belasan tahun, saya menghadapi berbagai kesulitan yang biasa dijumpai oleh setiap pemuda yang cerdas yang mempergunakan akal pikirannya, yaitu mengenai beberapa persoalan hidup sehari-hari yang pada dasarnya bertalian dengan tuntutan agama. Disinilah saya mulai menemukan kelemahan agama Kristen.
Agama Kristen adalah satu kepercayaan campuran yang menganggap dunia sebagai dosa sambil berusaha menyesuaikan dirinya dengan kenyataan-kenyataan hidup dan menggantungkan harapan kepada kehidupan akhirat. Sebagai hasilnya, ditetapkanlah melaksanakan keagamaan pada hari Minggu secara khusus yang dianggap tidak ada bandingannya dalam hari-hari lain dalam seminggu. Pada waktu Inggris menghadapi masalah-masalah kemiskinan dan ketidaktentraman masyarakat. Agama Kristen tidak berusaha sedikitpun untuk menyelesaikannya. Karena itulah, maka dengan semangat seorang pemuda dan pengaruh emosi yang melebihi pengaruh ilmu pengetahuan, kepercayaan saya kepada gereja itu menjadi luntur, dan jadilah saya seorang komunis.
Akan tetapi komunisme hanya memberi kepuasan terbatas dan tertentu kepada pemuda-pemuda emosional berumur belasan tahun. Lalu tidak lama kemudian kelihatan tabi'atnya yang buruk berdasarkan perjuangan klas yang tidak pernah akan berhenti. Setelah saya menolak komunisme dengan dasar materialismenya, mulailah saya mempelajari falsafah dan agama-agama. Saya mulai mempelajari keadaan sekeliling saya, suatu hal yang menyebabkan saya memeluk pantheisme, suatu agama yang menganggap suci kepada alam dan menghormati undang-undangnya.
Kami orang-orang Barat menemui kesulitan untuk mengenal Islam, sebab sejak terjadinya perang Salib ada satu komplotan tersembunyi atau pertimbangan yang keliru tentang soal-soal ke-Islaman.
Kemudian pada waktu saya tinggal di Australia, saya telah minta satu copy Kitab Suci Al-Qur'an pada Sydney Public Library. Akan tetapi sesudah saya membaca kata pengantar dari penterjemahnya, saya merasa adanya fanatisme yang menentang Islam secara terang-terangan. Oleh karena itu, lalu saya tutup saja buku itu dan saya tinggalkan. Di sana tidak ada Al-Qur'an terjemahan seorang Muslim. Beberapa minggu kemudian pada waktu saya ada di Perth, Australia Barat, saya sekali lagi menanyakan pada perpustakaan satu copy Al-Qur'an dengan syarat penterjemahnya seorang Islam.
Saya tidak bisa menggambarkan dengan kata-kata tentang tanggapan saya yang langsung sesudah saya membaca Surat pertama di dalamnya, yakni Surat Al-Fatihah dengan ayat-ayatnya yang tujuh. Kemudian saya membaca sejarah kehidupan Rasulullah s.a.w. Saya menghabiskan waktu beberapa jam di Perpustakaan hari itu, dan saya telah menemukan apa yang sebenarnya saya inginkan, yakni dengan kurnia Allah s.w.t. saya telah menjadi orang Islam, pada hal sebelum itu saya belum pernah bertemu dengan orang Islam. Hari itu saya keluar dari perpustakaan dengan perasaan lesu, akibat kesungguhan saya berfikir dengan semangat yang meluap. Pengalaman saya selanjutnya ialah saya masih bertanya kepada diri saya sendiri: Apakah itu benar-benar suatu kejadian atau hanya sekedar impian? Sungguh sulit bagi saya untuk mempercayai apa yang telah terjadi.
Saya keluar dari Perpustakaan untuk minum kopi. Di tengah perjalanan saya melihat pada sebuah gedung tinggi ada tulisan "MUSLIM MOSQUE" Lalu saya katakan kepada diri saya waktu itu juga:
Sesudah engkau mengetahui kebenaran, engkau wajib mengikutinya segera. LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMADUR RASULULLAH. Demikianlah dengan rahmat dan kurnia Allah s.w.t. saya telah menjadi seorang Muslim.
Sumber : Mengapa Kami Memilih Islam, Rabithah Alam Islamy Mekah, Alih bahasa: Bachtiar Affandie, Cetakan Ketiga 1981, Penerbit: PT. Alma'arif, Bandung
 
66. Muhammad Sulaiman Takeuchi, Ethnolog Jepang
Alhamdulillah saya telah menjadi seorang Muslim. Islam telah menarik perhatian saya karena tiga hal: Persaudaraan dalam Islam dan isinya merupakan kekuatan pertahanan. Penyelesaian praktis tentang beberapa masalah kehidupan manusia. Dalam Islam tidak ada pemisahan antara ibadat dan kehidupan manusia dalam masyarakat. Bahkan orang-orang Islam melakukan sembahyang secara bersama-sama (berjamaah), sama seperti kalau mereka melakukan tugas-tugas kemasyarakatan, karena mengharap keridlaan Allah s.w.t.
Islam adalah kombinasi material dan spiritual dalam kehidupan manusia.
Persaudaraan Islam itu tidak mengenal golongan, suku bangsa dan keturunan. Persaudaraan Islam menghimpun semua kaum Muslimin dari seluruh pelosok dunia. Lebih dari itu, Islam tidak khusus untuk segolongan tertentu, Islam adalah agama umum untuk semua manusia dari segala bangsa; apakah mereka orang-orang Pakistan atau orang-orang India; apakah mereka orang-orang Arab atau orang-orang Afganistan; China atau Jepang. Singkatnya Islam itu agama dunia untuk semua bangsa dan semua benua. Islam menjamin dapat memecahkan segala kesulitan hidup. Islam adalah agama langit satu-satunya yang menang terhadap segala tantangan zaman dan ajaran-ajarannya tetap asli sebagaimana yang diwahyukan kepada Rasulullah s.a.w. sejak 14 abad yang lalu. Islam adalah agama fithrah (natural religion), dan karena itulah maka Islam adalah agama yang fleksibel, sesuai dengan segala kebutuhan manusia dengan segala perbedaannya pada setiap zaman, sebagaimana Islam telah membuktikan peranannya yang penting dalam perkembangan sejarah kenegaraan dan kemasyarakatan dalam waktu yang relatif singkat. Islam mengatur susunan masyarakat dalam usahanya untuk menyelamatkan kemanusiaan, sebagaimana juga Islam bukan suatu agama yang berdiri di pinggir lapangan hidup manusia. Tidak seperti agama Buddha dan Kristen yang menganjurkan supaya mengkesampingkan segala hubungan duniawi dan menjauhkan diri dari masyarakat kemanusiaan. Sebagian penganut Buddha mendirikan kelenteng-kelenteng di kaki-kaki gunung yang, tidak bisa dicapai oleh manusia, kecuali dengan susah payah. Banyak contoh dalam kehidupan keagamaan orang-orang Jepang, di mana mereka menjadikan "tuhan" itu jauh dari jangkauan manusia.
Begitu juga halnya dengan orang-orang Kristen yang mendirikan tempat-tempat bersemedi (monasteries) di tempat-tempat yang yang terpencil. Kedua agama itu memisahkan kehidupan keagamaan dari kehidupan manusia yang biasa. Sedangkan Islam kita dapatkan sebaliknya. Kaum Muslimin mendirikan mesjid-mesjid di tengah-tengah kampung atau kota, atau di pusat-pusat perdagangan kota. Agama kita (Islam) menganjurkan supaya melakukan sembahyang bersamasama dan supaya menjaga kemaslahatan masyarakat, dengan ketentuan bahwa hal itu termasuk bagian dari agama.
Kehidupan manusia adalah campuran antara jiwa dan benda, sebab Allah s.w.t. telah menciptakan kita dari ruh dan jasad, sehingga kalau kita memang menginginkan kesempurnaan dalam hidup, kita harus mempersatukan roh dan jasad, dan tidak memisahkan kehidupan rohani dari kehidupan kebendaan. Islam menganggap kedua-duanya (kerohanian dan kebendaan) itu penting, dan meletakkan keduanya pada tempatnya yang benar. Atas dasar inilah falsafah kehidupan Islam berdiri, mencakup semua segi kehidupan manusia.
Saya adalah orang yang baru saja memeluk Islam. Sejak saya memeluknya dua tahun yang lalu, saya telah menemukan Islam sebagai agama persaudaraan atas dasar akidah (kepercayaan) dan amal.
Jepang pada waktu ini adalah suatu negara yang paling maju dalam bidang industri, dan masyarakat Jepang telah berubahnya seluruhnya, sebagai akibat revolusi teknologi dengan akibatnya yang berupa corak kehidupan yang materialistis. Dan karena negeri ini miskin dengan sumber-sumber alam, maka bangsa Jepang harus bekerja keras siang dan malam untuk menutupi kebutuhan hidupnya dan menjaga keseimbangan perdagangan dan industrinya. Itulah sebabnya, makanya kami selalu sibuk dengan usaha-usaha mencari kekayaan untuk hidup yang tidak ada pengaruhnya dalam kehidupan rohani. Seluruh perhatian kami ditumpahkan untuk memperoleh keuntungan-keuntungan duniawi, karena kami tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memikirkan soal-soal yang bukan kebendaan.
Bangsa Jepang tidak mempunyai agama dan tidak mempunyai tujuan apa-apa. Bangsa Jepang hanya mengikuti pengaruh materialisme Eropa, dan mungkin inilah yang menambah kebekuan jiwa bangsa Jepang, sebab jasmani mereka yang telah mengecap kenikmatan makanan yang lezat dan pakaian yang bagus, tidak disertai dengan jiwa yang berbahagia.
Saya yakin bahwa momentum ini adalah kesempatan yang paling baik untuk menyiarkan agama Islam di kalangan bangsa Jepang. Sebab ketidak-tahuan yang menjalar di belakang benda duniawi telah menyebabkan bangsa-bangsa yang menyebut dirinya maju itu telah menjadi mangsa atau korban kekosongan jiwa. Dan Islam adalah satu-satunya agama yang sanggup mengisi kekosongan jiwa mereka, dan kalau langkah-langkah yang teratur dilakukan untuk dakwah Islam di Jepang sekarang, maka tidak akan lebih dari dua atau tiga turunan, seluruh bangsa ini telah masuk dalam agama ini. Saya menegaskan bahwa usaha serupa itu akan merupakan pertolongan yang besar buat Islam di Timur jauh, sekaligus merupakan nikmat terbesar bagi kemanusiaan di bagian dunia ini.
Sumber : Mengapa Kami Memilih Islam, Rabithah Alam Islamy Mekah, Alih bahasa: Bachtiar Affandie, Cetakan Ketiga 1981, Penerbit: PT. Alma'arif, Bandung
 
67. Muhammad Syafii Antonio, MSc. Ekonom Islam
Saya lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 12 mei 1965. Nama asli saya Nio Cwan Chung. Saya adalah WNI keturunan Tionghoa. Sejak kecil saya mengenal dan menganut ajaran Konghucu, karena ayah saya seorang pendeta Konghucu.
Selain mengenal ajaran Konghucu, saya juga mengenal ajaran Islam melalui pergaulan di lingkungan rumah dan sekolah. Saya sering memperhatikan cara-cara ibadah orang-orang muslim. Kerena terlalu sering memperhatikan tanpa sadar saya diam-diam suka melakukan Solat. Kegiatan ibadah orang lain ini saya lakukan walaupun saya belum mengikrarkan diri menjadi seorang muslim.
Kehidupan keluarga saya sangat memberikan kebebasan dalam memilih agama. Sehingga saya memilih agama Kristen Protestan menjadi agama saya. Setelah itu saya berganti nama menjadi Pilot Sagaran Antonio. Kepindahan saya ke agama Kristen Protestan tidak membuat ayah saya marah. Ayah akan sangat kecewa jika saya sekeluarga memilih Islam sebagai agama.
Sikap ayah saya ini berangkat dari image gambaran buruk terhadap pemeluk Islam. Ayah saya sebenarnya melihat ajaran Islam itu bagus. Apalagi dilihat dari sisi Al Qur’an dan hadits. Tapi, ayah saya sangat heran pada pemeluknya yang tidak mencerminkan kesempurnaan ajaran agamanya.
Gambaran buruk tentang kaum muslimin itu menurut ayah saya terlihat dari banyaknya umat Islam yang berada dalam kemiskinan,keterbelakangan,dan kebodohan. Bahkan, sampai mencuri sandal di mushola pun dilakukan oleh umat Islam sendiri. Jadi keindahan dan kebagusan ajaran Islam dinodai oleh prilaku umatnya yang kurang baik.
Kendati demikian buruknya citra kaum muslimin di mata ayah, tak membuat saya kendur untuk mengetahui lebih jauh tentang agama islam. Untuk mengetahui agama Islam, saya mencoba mengkaji Islam secara komparatif (perbandingan) dengan agama-agama lain. Dalam melakukan studi perbandingan ini saya menggunakan tiga pendekatan, yakni pendekatan sejarah, pendekatan alamiah, dan pendekatan nalar rasio biasa. Sengaja saya tidak menggunakan pendekatan kitab-kitab suci agar dapat secara obyektif mengetahui hasilnya.
Berdasarkan tiga pendekatan itu, saya melihat Islam benar-benar agama yang mudah dipahami ketimbang agama-agama lain. Dalam Islam saya temukan bahwa semua rasul yang diutus Tuhan ke muka bumi mengajarkan risalah yang satu, yaitu Tauhid. Selain itu, saya sangat tertarik pada kitab suci umat Islam, yaitu Al-Qur’an. Kitab suci ini penuh dengan kemukjizatan, baik ditinjau dari sisi bahasa, tatanan kata, isi, berita, keteraturan sastra, data-data ilmiah, dan berbagai aspek lainnya.
Ajaran Islam juga memiliki system nilai yang sangat lengkap dan komprehensif, meliputi system tatanan akidah, kepercayaan, dan tidak perlu perantara dalam beribadah. Dibanding agama lain, ibadah dalam islam diartikan secara universal. Artinya, semua yang dilakukan baik ritual, rumah tangga, ekonomi, sosial, maupun budaya, selama tidak menyimpang dan untuk meninggikan siar Allah, nilainya adalah ibadah. Selain itu,disbanding agama lain, terbukti tidak ada agama yang memiliki system selengkap agama Islam.Hasil dari studi banding inilah yang memantapkan hati saya untuk segera memutuskan bahwa Islam adalah agama yang dapat menjawab persoalan hidup.
Masuk Islam
Setelah melakukan perenungan untuk memantapkan hati, maka di saat saya berusia 17 tahun dan masih duduk di bangku SMA, saya putuskan untuk memeluk agama Islam. Oleh K.H.Abdullah bin Nuh al-Ghazali saya dibimbing untuk mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat pada tahun 1984. Nama saya kemudian diganti menjadi Syafii Antonio.
Keputusan yang saya ambil untuk menjadi pengikut Nabi Muhammad saw. Ternyata mendapat tantangan dari pihak keluarga. Saya dikucilkan dan diusir dari rumah. Jika saya pulang, pintu selalu tertutup dan terkunci. Bahkan pada waktu Solat, kain sarung saya sering diludahi. Perlakuan keluarga terhadap diri saya tak saya hadapi dengan wajah marah, tapi dengan kesabaran dan perilaku yang santun. Ini sudah konsekuensi dari keputusan yang saya ambil.
Alhamdulillah,perlakuan dan sikap saya terhadap mereka membuahkan hasil. Tak lama kemudian mama menyusul jejak saya menjadi pengikut Nabi Muhammad saw. Setelah mengikrarkan diri, saya terus mempelajari Islam, mulai dari membaca buku, diskusi, dan sebagainya. Kemudian saya mempelajari bahasa Arab di Pesantren an-Nidzom, Sukabumi, dibawah pimpinan K.H.Abdullah Muchtar.
Lulus SMA saya melanjutkan ke ITB dan IKIP, tapi kemudian pindah ke IAIN Syarif Hidayatullah. Itupun tidak lama, kemudian saya melanjutkan sekolah ke University of yourdan (Yordania). Selesai studi S1 saya melanjutkan program S2 di international Islamic University (IIU) di Malaysia, khusus mempelajari ekonomi Islam.
Selesai studi, saya bekerja dan mengajar pada beberapa universiti. Segala aktivitas saya sengaja saya arahkan pada bidang agama. Untuk membantu saudara-saudara muslim Tionghoa, Saya aktif pada Yayasan Haji Karim Oei. Di yayasan inilah para mualaf mendapat informasi dan pembinaan. Mulai dari bimbingan Solat, membaca Al-Qur’an, diskusi, ceramah, dan kajian Islam, hingga informasi mengenai agama Islam. (Hamzah, mualaf.com)
Redaksi : Saat ini M Syafii Antonio aktif diberbagai Lembaga Keuangan Islam/Syariah baik Bank maupun Non Bank, dan membina berbagai pendidikan syariah
Dr. Muhammad Syafii Antonio, MSc
- Doktor Banking & Micro Finance, University of Melbourne, 2004
- Master of Economic, International Islamic University, Malayasia, 1992
- Sarjana Syariah, University of Jordan, 1990
-Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah pada Bank Indonesia
- Dewan Komisaris Bank Syariah Mega Indonesia
-Dewan Syariah BSM
- Dewan Syariah Takaful
-Dewan Syariah PNM
- Dewan Syariah Nasional, MUI
Perbankan dan Syariah serta Pesantren.
Muhammad Syafii Antonio adalah seorang alumni pesantren yang tercebur ke dunia perbankan. Masuk pesantren dengan alasan ingin mendalami Islam sebagai agama yang baru dianutnya, Syafii menapak sukses hingga menjadi pakar ekonomi syariah nasional saat ini.
Ia memulai pendidikan pesantrennya pada 1985, ketika lulus dari SMU. Ia masuk pesantren tradisional An-Nizham, Sukabumi. Alasannya ketika itu ingin mendalami ilmu keislaman secara utuh. "Jika ingin menjadi muslim yang komprehensif, pesantren adalah tempat yang ideal."
Tiga tahun di pesantren, ia melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ia mendaftar ke ITB, IKIP, dan IAIN. Meski diterima, karena ia ingin lebih besar untuk mempelajari Islam, Syafii memilih belajar ke luar negeri. Lewat Muhammadiyah, ia mendapat kesempatan belajar di Yordania untuk studi Islam bidang syariah.
Di saat yang sama ia juga mengambil kuliah ekonomi. Lalu ia melanjutkan ke Al-Azhar untuk memperdalam studi Islam. Perjalanan hidupnya berbelok ketika ia batal melanjutkan ke Manchester University karena Perang Teluk. Akhirnya, ia mendaftar ke International Islamic University Malaysia. Ia mengambil studi Banking and Finance dan selesai pada 1992.
Syafii berkecimpung di perbankan syariah mulai tahun itu juga saat ia bertemu delegasi Indonesia yang akan mendirikan bank syariah setelah melihat contoh bank syariah di Malaysia.
Kembali ke Indonesia, ia bergabung dengan Bank Muamalat, bank dengan sistem syariah pertama di Indonesia. Dua tahun setelah itu, ia mendirikan Asuransi Takaful, lalu berturut-turut reksa dana syariah. Empat tahun membesarkan Bank Muamalat, ia mundur dan mendirikan Tazkia Group yang memiliki beberapa unit usaha dengan mengembangkan bisnis dan ekonomi syariah.
Sebagai alumni pesantren, Syafii mengungkapkan ketidakyakinannya bahwa kurikulum pesantren bisa menghasilkan seseorang dengan mental teroris. "Apalagi pesantren tradisional atau salafi," katanya. Pada pesantren ini, tuntutan untuk tasawufnya cukup tinggi sehingga mereka menekankan pada akhlak dan etika. "Bahkan saya melihat beberapa pesantren bisa terjerumus pada zuhud yang negatif dan sangat berseberangan dengan apa yang saya dorong sekarang," katanya.
Begitu pula di beberapa pesantren modern dan progresif seperti Gontor, Darunnajah, dan lain-lain, pendekatan metode belajarnya sudah diperbarui. "Santrinya sudah menggunakan dua bahasa asing dan tidak terlalu terikat pada mazhab tertentu dari sisi fiqih dan akidah."
Kemudian ada jenis pesantren lainnya, yaitu yang mencoba tidak hanya berkutat pada aspek teologi dan teori, tapi mungkin mereka mencoba untuk merespons tantangan modernisasi dan westernisasi sebagai realisasi amar ma'ruf nahi munkar. "Kalau yang terakhir ini yang dikembangkan beberapa pesantren di Indonesia, tanpa saya berhak menyebut nama, mungkin itu bisa jadi yang paling dekat pada pergerakan-pergerakan yang lebih progresif," katanya. Toh, kalau pun ada tersangka teroris, itu tak bisa disebut mewakili pesantren dan ajaran Islam.
Sebagai alumni pesantren, Syafii juga memiliki kritik terhadap pendidikan pesantren saat ini. "Saya lihat kurikulumnya harus ditinjau ulang," katanya. Ia mencontohkan kitab-kitab klasik yang diajarkan di pesantren. "Konteks dan contohnya sudah sangat klasik dan belum tentu selesai dipelajari dalam dua-tiga tahun," katanya. Ia mengimbau agar kurikulum pesantren memadatkan apa saja yang harus dipelajari santri. "Ada target yang harus dirancang untuk santri," katanya.
Selain itu, gaya belajar pesantren juga masih terpusat pada satu-dua kiai. "Tak ada regenerasi dan tentu sangat berat bagi para kiai itu untuk mengajar sekian banyak santri," katanya. Karenanya, tak heran jika terdapat jarak yang jauh dalam penguasaan ilmu antara kiai dan asistennya.
Syafii melihat para kiai ilmunya sangat banyak dan ikhlas, tapi kurang responsnya terhadap masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kemasyarakatan. Dalam media apa pun, tulisan kiai sangat jarang sekali. Ketika muncul pemikiran frontal, mereka cenderung reaktif, bukan proaktif. "Seharusnya jika ada ide-ide jernih langsung dituliskan dan disampaikan ke masyarakat," katanya.
Sumber: www.mualaf.com
 
68. Mu'min Abdurrazzaque Selliah (Srilangka)
Pernah pada satu waktu saya memandang agama Islam sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, dan saya tidak punya sahabat dari kalangan kaum Muslimin seorangpun, bahkan saya tidak berusaha untuk berhubungan dengan mereka, karena saya tidak senang kepada agama mereka. Pernah sedikit saya memimpikan bahwa membaca buku-buku tentang Islam akan menjadikan diri saya orang yang lain. Mulailah saya merasa mencintai Islam, ketika ternyata bahwa jalan hidup ke-Islaman itu lurus dan tidak samar-samar. Islam adalah agama kebersihan dan mudah. Di samping itu saya menemukan dalam Islam banyak ajaran yang cermat dan mendalam, suatu hal yang telah menyebabkan saya merasa dengan cepat dekat kepada Islam.
Kitab Suci Al-Qur'an telah saya baca sedikit-sedikit, ternyata telah mengagumkan saya. Di waktu yang lalu, saya berpendapat bahwa tidak ada sesuatu yang menandingi Bible. Sekarang ternyata bahwa perkiraan saya itu salah besar. Sungguh Al-Qur'an itu penuh dengan kebenaran, ajaran-ajarannya praktis dan bebas dari segala dogma dan ajaran-ajaran yang samar-samar. Karena itulah, maka setiap hari berlalu telah semakin mendekatkan saya kepada agama "aman dan cinta", yakni agama Islam, tentunya.
Persaudaraan Islampun tidak terlepas dari catatan, kekaguman dan kesadaran saya. Jika orang ingin melihat pelaksanaan yang nyata tentang ajaran "Sukailah untuk saudaramu apa yang kau sukai untuk dirimu sendiri", dia akan hanya menemukannya dalam "persaudaraan Islam", yang merupakan persatuan yang terbesar dan sungguh-sungguh yang pernah ada di dunia.
Apa yang telah menarik saya selanjutnya dalam Islam, ialah bahwa Islam itu tidak dogmatis. Islam adalah ideal dan praktis, rasional dan modern. Konsepsi Islam tentang Satu Tuhan dan segi-segi kerohaniannya juga ideal.
Dengan demikian, maka Islam adalah satu-satunya agama yang baik buat manusia seluruhnya; praktis dalam teori dan kepercayaannya, rasional dan maju seperti majunya kehidupan manusia.
Sumber : Mengapa Kami Memilih Islam, Rabithah Alam Islamy Mekah, Alih bahasa: Bachtiar Affandie, Cetakan Ketiga 1981, Penerbit: PT. Alma'arif, Bandung
 
69. Fenomena di Amerika Serikat, Wanita Hispanik Mencari Islam
Berbeda dengan warga Amerika Latin yang kental dengan nuansa kekristenannya, wanita keturunan Hispanik di Amerika Serikat justru berlomba-lomba mencari Islam. Tak ada yang menyangka keputusan Melissa Matos untuk bermukim di Amerika Serikat membawanya kepada sebuah pengembaraan spiritual baru. Berada di tempat yang jauh dari negeri asalnya, Republik Dominika, hatinya tertambat pada agama yang semula asing baginya, Islam.
Agama ini ditemukannya melalui pencarian yang panjang. Dari kecil hingga dewasanya dalam keluarga Kristen Advent yang taat. Namun ia justru menemukan kedamaian dalam Islam. Tak perlu waktu lama untuk berpikir ulang, ia memutuskan menjadi Muslimah. Hal yang sama juga terjadi pada Jameela Ali. Wanita asal Peru ini memutuskan menjadi Muslimah setelah bermimpi berdoa di sebuah masjid yang diterangi oleh cahaya lilin. Di negeri barunya, Amerika serikat, ia bersyahadat.
Fenomena baru di Amerika Serikat
Kini, jumlah wanita Hispanik di AS yang memeluk Islam semakin banyak. Seiring waktu, jumlah mereka kini mencapai ribuan hanya dalam hitungan bulan. Meski tidak mudah dan banyak mendapat tentangan dari keluarga, para muslimah asal Amerika Latin yang kini menetap di Amerika Serikat ini tetap bertahan dengan keyakinannya.
Menurut mereka, kesulitan terbesar adalah meyakinkan keluarga bahwa pilihan yang mereka ambil merupakan sesuatu yang benar. Matoz misalnya, ia mengaku merasa terasing di tengah keluarga dan teman-temannya. ''Saya merasa sangat jauh dengan mereka,''ujarnya. Namun Matoz yang menemukan keindahan dalam Islam mengaku pengorbanannya sepadan dengan kedamaian dan kebahagiaan yang ia temukan dalam Islam. ''Mereka berpikir aku telah menolak jalan keselamatan karena tidak mempercayai Yesus Kristus sebagai putera Tuhan,''ujar Matos.
Sementara Roraima Aisha Kanar yang berasal dari Kuba mengaku kesulitan meyakinkan orangtuanya dengan apa yang ia pilih sebagai kepercayaannya. ''Sangat sulit mengetahui bahwa ibuku sendiri tidak menghargai apa yang aku percayai,''ujarnya. Bahkan orangtuanya meminta Kanar dan sang suami tidak membesarkan anak-anaknya sebagai seorang Muslim. Ia menolak mentahmentah permintaan itu.
Cristina Martino, yang berasal dari Venezuela menyebut dirinya acap kali disangka berasal dari Iran dengan pakaian menutup aurat yang kini dikenakannya. ''Banyak orang menyangka saya berasal dari Iran setelah mereka melihat pakaian saya,''jelasnya. Keanehan orang dengan pemeluk Islam dari Amerika Latin memang biasa terjadi di Amerika Serikat. Pasalnya, masyarakat hispanik memang biasanya identik sebagai pemeluk kristen yang taat. Tak heran banyak orang yang tidak percaya jika beberapa di antaranya adalah seorang Muslim.
Mereka yang beralih ini biasanya orang yang ragu pada kepercayaan mereka selama ini. Felipe Ayala, misalnya, selalu mempertanyakan konsep trinitas yang ada dalam agamanya. ''Saya selalu percaya Yesus bukanlah Tuhan melainkan seorang pembawa pesan,''ujarnya.
Jumlah penduduk Amerika Latin yang berubah keyakinan mereka di Amerika Serikat memang semakin lama semakin berkembang. Menurut data dari Islamic Society of North America, diperkirakan saat ini ada sekitar 40 ribu muslim hispanik di Amerika Serikat. Sebagian besar dari mereka menetap di New York, Texas, Los Angeles, Chicago, dan Miami. Di kawasan Amerika Utara sendiri, Islam menjadi agama dengan perkembangan jumlah pemeluknya yang paling cepat.
Menurut Sofian Abdul Aziz, direktur The American Muslim Association of North America di Miami, komunitas yang dipimpinnya seringkali mendapat permintaan Alquran dalam bahasa Spanyol. Beberapa tahun belakangan, jelasnya, ia sudah memberikan lima ribu terjemahan Alquran berbahasa Spanyol ke masjid-masjid dan penjara di selatan Florida. Uniknya, jumlah terbesar pemeluk Muslim di kalangan masyarakat latin justru didominasi oleh kaum hawa. Meski tidak ada catatan pastinya, namun diperkirakan dari 40 ribu muslim hispanik, 60 persennya merupakan wanita.
Menurut Juan Galvan, Direktur LADO (Latino American Dawah Organization) kawasan Texas, Islam berkembang pesat di kalangan masyarakat Amerika Latin melalui berbagai cara. Ada yang mengenal Islam karena mereka berkenalan atau menikah dengan seorang Muslim, ada juga yang melalui proses pencarian panjang dan akhirnya menemukan kedamaian dalam Islam.
Sebagian lagi mempelajari Islam pasca peristiwa 11 September yang kemudian menyudutkan para pemeluk Islam. Dari keingintahuan tentang Islam, mereka kemudian tertarik dan akhirnya menjadi seorang Muslim. Tak sedikit pula yang merasakan kehampaan dalam agama mereka sebelumnya, dan menemukan apa yang mereka cari dalam Islam. ''Agama Katolik Roma tidak pernah berhasil dengan saya. Setiap beribadah saya merasa tengah berdoa kepada malaikat dan patung. Sekarang saya benar-benar beribadah kepada Tuhan,''ujar Missy Sandoval. Ada raut bahagia di wajahnya.
Muslim Hispanik di Amerika Serikat
Tidak jelas diketahui bagaimana awalnya para pendatang asal Amerika Latin menganut Islam di Amerika Serikat. Namun Islam berkembang pesat sejak lima tahun sejak keberadaan organisasi dakwah Amerika Latin yang bernama Latino American Dawah Organization (LADO), sebuah komunitas muslim di New York City yang dimulai oleh Samantha Sanchez bersama lima kawannya.
Sanchez, yang saat itu tengah mengambil studi doktoral di bidang antropologi budaya, menjadi seorang Muslim dan tertarik untuk mencari data tentang komunitas Muslim hispanik di negara adidaya tersebut. Dengan cepat, organisasinya berkembang dan melakukan promosi untuk memperkenalkan Islam lewat pembagian Alquran dan pamflet tentang Islam. Sekarang LADO telah memiliki cabang di Austin, Illinois, Massachusets, dan Arizona.
Seiring dengan perkembangan organisasai tersebut, semakin lama penganut Islam asal Amerika Latin ini terus berkembang, terutama sejak lima tahun belakangan. ''Fenomena ini sebenarnya sudah cukup lama terjadi di seluruh Amerika Serikat,''ujar Sheikh Zoubir Bouchikhi, imam Masjid Raya Houston.
Sebuah studi tentang masjid yang dilakukan di tahun 2001 oleh Ihsan Bagby, professor di University of Kentucky, menyebutkan enam persen dari seluruh penduduk Amerika yang berpindah keyakinan berasal dari komunitas Amerika Latin. Sedang 27 persennya berasal dari masyarakat kulit putih, dan angka terbesar yaitu 64 persen, berasal dari kalangan kulit hitam.
Namun meski jumlahnya terbilang sedikit, keberadaan Muslim hispanik ini memberikan pengaruh tersendiri, terutama di dalam komunitasnya. Pasalnya, bukan hanya memeluk agama Islam, mereka juga aktif melakukan kegiatan untuk memperkenalkan Islam, dan menggelar pengajian serta belajar bahasa Arab. ''Angka stastistik sulit diterka, namun yang pasti, kaum hispanik menjadi minoritas yang cukup membawa pengaruh dalam perubahan keyakinan masyarakat Amerika,''jelas Bagby. 
 (Sumber: Mualaf Center Online )

0 komentar:

Posting Komentar

About

Resources

Slider

nanu.palinggih@yahoo.com

Top Nav menu

468x60 Ads

nanupalinggih.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Slider Bar

Ads

Kau tinggalkan jejak mu dalam hujan ini Semua kenangan dan semua harapan ku pada mu Sebanyak cinta yang ku persembahkan Kan selalu ku nikmati sepanjang jalan

Total Pageviews